Asman
Tindo’o
13081107011
BAB. 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Manusia adalah mahluk yang di ciptakan tuhan
sebagai satu-satunya mahluk yang berbudaya, di mana kebudayaan memiliki
pegertian sebagai seluruh system gagasan,tindakan,dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang di jadikan manusia dalam proses belajar
(Koentjaraningrat).
Sebelum kedatangan bangsa-bangsa barat di
kawasan nusantara ini, adat adalah satu-satunya system yang mengatur masyarakat
dan pemerintahan, terutama di kerajaan-kerajan yang ada di Indonesia misalnya
kerajaan melayu mulai dari aceh,riau,malaka,jawa,banjar, bugis,hingga ambon dan
ternate. Agama islam pada umumnya terintragasi dengan adat-adat yang di pakai
di kerajaan-kerajaan tersebut.
2.1 Rumusan Masalah
Dari latar belakang kita dapat merumuskan
keragaman budaya yang ada di Indonesia,dan yang terkhusus bu-daya gorontalo
misalnya: Sistem Bahasa, Teknologi, Ekonomi, Organisasi, Pengetahuan, Religi, Dan
Sistem Kesenian.
BAB.
II
PEMBAHASAN
2.1 Letak
Geografis
Provinsi Gorontalo adalah salah satu
dari 32 Profinsi di Wilayah Repoblik Indonesia yang memanjang dari Timur ke
Barat di Bagian Utara Pulau Sulawesi. Sebelah Utara Berbatasan dengan Laut
Sulawesi,Sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara,Sebelah Barat,
berbatasan langsung dengan Sulawesi Tengah,sebelah Selatan berbatasan dengan
Teluk Tomini. Provinsi temudah ini memiliki luas wilayah 12.215,44 km2 dan
berada pada posisi Geografis antara 00030’04”-01002’30’ Lintang Utara dan
112008’04”-123032’09” Bujur Timur.
Provinsi terbungsu ini mempunyai ketinggian
dari permukaan laut antara 0-2.400 meter
dengan jumlah Pulau-Pulau kecil yang terindetifikasi sampai saat ini
terbanyak 67 buah serta mempunyai 2 (dua) musim iklim pada umumnya,yakni musim
penghujan dan musim kemarau. Biasa hari hujan terbanyak terjadi pada bulan
Maret,Mei dan Oktober dengan curah hujan rata-rata 207,7 mm dan suhu rata-rata
23-31c. sendangkan tekanan udaranya berkisar antara 11.21.5 MOB dengan
kecepatan angin rata-rata 1,9 knot.
Provinsi Gorontalo juga mempunyai garis pantai
sepanjang + 590 km dengan luas laut teritorial
+ 10.500 km2 dan luas perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) + 40.000 km2 yang
ada di perairan sebelum Utara,sehingga total luas perairan laut + 50.500 km2
dengan tingkat kemiringan yang relative rendah antara 0-40.
2.2 Sejarah Gorontalo
Menurut
sejarah, Jajirah Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan merupakan
salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makasar,Pare-Pare,dan Manado.
Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di
Indonesia Timur yaitu dari Ternate,Gorontalo,Bone. Seiring dengan penyebaran
agama tersebut Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di
wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut),Buol,Toli-Toli,Luwuk
Baggai,Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara.
Menurut penelitian,pada tahun 1024
H,kota Kerajaan ini di pindahkan dari Kelurahan Hulawa ke Dungingi Kelurahan
Tuladenggi Kecamatan Kota barat Sekarng. Kemudian di masa Pemerintahan Sultan
Batutihe kerajaan ini di pindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango,ke
suatu lokasi yang terletak antara dua Kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan
Kelurahan Limba B.
Dengan letaknya yang strategis yang
menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka
pengaruh Gorontalo sangat besar pada
wilayah sekitarnya .seperti
Buol,Toli-Toli,Donggala,Dan Bolaang Mongondow. sebelum masa penjajahan
masuk daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang di atur menurut hukum
adat ketatanegaraan Gorontalo.
2.3 Sistem Bahasa
Bahasa
gorontalo terbagi atas tiga dialek,yaitu:
gorontalo,bolango,dan suwawa. Saat ini,dialek yang umum di pakai adalah
dialek gorontalo.
Bahasa
memiliki beberapa fungsi yang dapat di bagi menjadi fungsi umum dan fungsi
khusus. Funsi bahasa se-cara umum adalah
sebagai alat untuk berekspresi,berkomunikasi,dan alat untuk mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial,sendangkan fungsi bahasa secara khusus adalah
untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni
(sastra), mempelajari naskah-naskah kuno dan untuk mengeksploisasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2.4 Sistem
Teknologi
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi,
masyarakat gorontalo sudah mengenal beberepa macam peralatan teknologi dan
bahkan tidak sedikit yang sudah mengunakannya.ada yang di gunakan dalam
bertani,berkebun,mencari ikan (nelayan),berdagang,maupun dalam aktifitas
sehari-hari.
Teknologi
menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi,memakai,serta memelihara segalah
peralatan dan perlengkapan. Masyarakat kecil yang berpidah-pindah atau
masyarakat padesaan yang menggantungkan
hidupnya pada SDA sangat membutuhkan alat teknoogi yang memudahkan mereka untuk
mengerjakan pekerjaan mereka. Begitu juga masyarakat kalangan atas.
2.5 Sistem Pendidikan Dan Pengetahuan
Kalau bercerita tentang pendidikan dan
pengetahuan masyarakat Gorontalo rata-rata tamat SD,dan bagai mana Kualitas sumberdaya manusia (SDM) di Provinsi
gorontalo? Mengingat SDM adalah salah satu yang mentukan tingkat pendidikan seseorang. Biasanya semakin
tinggi tingkat pendidikan yang di ikuti,maka semakin berkualitas orang tersebut.
karena itu untuk mengukur kualitas SDM ini lewat pendidikan.berdasarkan
data statistic hasil suspenas tahun 2005
,menunjukan bahwa rata-rata tingkat pendidikan di Provinsi tersebut tamat SD. SDM merupakan salah satu modal dasar di dalam
membangun Provinsi Gorontalo. Mengapa demikian? Karena pada dasarnya potensi
Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah kalau tidak di kelolah oleh SDM,maka potensi
SDA tersebut selamanya hanya akan menjadi potensi dan tidak akan menjadi SDA
yang produktif. Mengingat pembangunan SDM merupakan salah satu unsur yang
sangat menentukan kemajuan dan kemandirian Provinsi Gorontalo,maka perlu di
buat program yang terpadu,terncana,bertahap dan berkelanjutan yang
ujung-ujungnya dalam jangka waktu tertentu akan dapat melahirkan sejumlah SDM
yang berkualitas yang natinya akan menjadi penggerak dan pelopor pembangunan
serta pengembangan Provinsi Gorontalo di masa yang akan datang.
2.6 Sistem Perekonomian
Umumnya
masyarakat gorontalo hidup bertani. Sebagian kecil bergerak di bidang
perdagangan. Mereka terbilang ulet dalam hal ini. di bidang kerajinan,mereka
memproduksi rotan,kursi batang kelapa,anyaman tikar,dan sebagainya.ada pula
daerah yang menjadi obyek pariwisata,seperti danau limboto dan beberapa benteng
dari masa penjajahan. Sebagai sarana penunjang pariwisata,telah di bangun
sejumlah hotel dan motel di sepanjang jalan raya.
2.7 Sistem Oganisasi
Sistem Organisai masyarakat gorontalo
adalah perkumpulan social yang di bentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum,yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan Negara. Sebagai mahluk yang
hidup bersama-sama,mereka membentuk organisasi social untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Pengaruh islam menjadi hukum tudak
tertulis di Gorontalo sehingga mengatur segalah kehidupan masyarakatnya dengan bersendikan islam. Untuk
itu ada semboyan yang selalu di pegang oleh masyarakat Gorontalo yaitu, “Adati
hula hula sareati-sareati hula hula to kitabullah” yang artinya adat
Bersendikan Syara,Syara Bersendikan Kitabullah. Seperti adat pernikahan di
Gorontalo yang sangat bernuansa islami. Prosesi pernikahan di laksanakan
menurut upacara adat yang sesuai tahapan Lenggota Lo Nikah
Tahapan pertama disebut Mopoloduwo Rahasia,yaitu di
mana orang tua dari pria mendatangi kediaman orang tua dari sang wanita guna
untuk mendapatkan restu pernikahan anak mereka.apabila keduanya menyetujui,maka
di tentukan waktu untuk melangsungkan Tolobolango atau peminangan.
Tolobolango adalah
peminangan secara resmi yang di hadiri oleh pemangku adat pembesar negri dan
keluarga melalui juru bicara pihak keluarga pria (Lundthu Dulango Walato).
Penyampaian maksud peminangan di sampaikan melalui pantun-pantun yang indah.
2.8 Sistem religi
Masyarakat gorontalo mayoritas beragama
islam,yang masuk pada abad ke-16. Namun mereka masih mempercayai mahluk-mahluk
halus dalam bahasa gorontalo (mitolohuta) dan kekuatan gaib (hulobalangi).
Sebagian beranggapan makam para orang sakti dahulu adalah keramat. Upacara
tradisional terkait dengan keper-cayaan akan adanya mahluk-mahluk yang mendiami
alam raya ini,meliputi upacara untuk
kesuburan tanah,me-nolak wabah penyakit,gerhana bulan,membuka hutan dan minta hujan.
Alat-alat yang di pakai untuk perlengkapan upacara harus lengkap. Tiap alat
tersebut harus menunjukan lubang religious. Bauh asap kemenyan yang di bakar
yang merupakan makanan setan.
2.9 Sistem Kesenian
Gorontalo sebagai salah satu yang ada
di pulau Sulawesi memiliki aneka ragam kesenian daerah,baik tari,lagu,alat
music tradisional,adat istiadat,upacara keagamaan,rumah adat dan pakaian adat.
Tarian yang cukup terkenal di daerah
ini antara lain: Tari Bunga,Tari Polopalo,Tari Danadana,Tari Zamrah,dan Tari
langga.
Sendangkan lagu-lagu daerah yang cukup
terkenal oleh masyarakat gorontalo adalah Hulandalo Lipuu (gorontalo tempat
kelahiranku), Ambikoko,Mayilendungga (telah tiba),Mokarawo (memuat
kerrawang),Tobulalo Lo Limuto (di danau limboto),dan Binde Miluhuta.
Kemudian alat musik tradisional yang di
kenal di daerah gorontalo adalah Polopalo Bambu,dan Gambus (berasal dari arab)
2.10
Rumah Adat
Gorontalo memiliki rumah adat
tersendiri,yang di sebut Bandayo Pomboide dan Dulohupa. Rumah adat ini terletak
di tepat di depan Kantor Bupati Gorontalo,Jalan Jendral Sudirman,Limboto.
Dolohupa terletak di Kelurahan Limba U-2, Kecamatan Kota Selatan,Kota Gorontalo.
Akan tetapi rumah adat Dolohupa yang satu ini tinggal kenangan karena sudah di
ratakan dengan tanah. Rumah adat ini di gunakan untuk bermusyawara kerabat
kerajaan pada masah lampau.
2.11 Makanan Khas Gorontalo
Binte Biluhuta makanan khas Gorontalo.
Provinsi Gorontalo Merupakan daerah penghasil jagung terbesar di
Indonesia.jagung yang di hasilkan adalah jagung yang berkualitas tinggi.
Sehingga jagung tersebut dapat menembus pasar dunia,seperti
Malasyia,Singapura,dan Gambia Afrika Barat.
Di Gorontalo selain sebagai komoditi
ekspor,jagung yang rasanya manis tersebut di jadikan sebagai bahan makanan khas
Gorontalo yang di kenal dengan Binte Biluhuta. Selain jagung, makanan ini juga
mengunakan bahan utama lainya,seperti ikan tuna,cakalang,tenggiri,dan udang.
Binte Biluhuta merupakan makanan sejenis makanan sup yang rasanya
segar,gurih,sehingga sangat cocok di nikmati pada suasana dingin,terutama bagi
mereka yang lagi flu dan lebih lezat ketika di sajikan selagi hangat.
Binte Biluhuta termaksud makanan
favorit masyarakat Gorontalo.kesempurnaan makanan Binte Biluhuta terletak pada
keragaman rasanya,ada rasa manis,kecut,pahit,dan pedas. Cara penyajianya pun
berbeda dengan sup-sup lainya. Pada saat masakan ini di sajikan,bumbu-bumbu
yang membuat rasanya berbeda,seperti cabe rawit penyebab rasa pedas,daun papaya
penyebab rasa pahit,dan jeruk nipis penyebab rasa kecut,di letakan pada wadah
yang terpisah.
Binte Biluhuta di masak dengan
mengunakan bahan utama ikan,walaupun begitu tidak berbau atau amis karena bau
amis tersebut akan tertutupi oleh rasa kecut,pahit atau pedas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Khazanah kebudaya Gorontalo amatlah beragam yang telah
diuraikan diatas dalam tujuh unsur kebudayaan.
Bentuk pengetahuan tradisonal seperti Panggoba adalah salah satu bentuk kearifan lokal (Local Wisdom) masyarakat Gorontalo yang banyak memiliki
manfaat terutama untuk pengembangan
dibidang mata pencaharian mereka yakni sektor pertanian. Tradisi adat
Gorontalo pada umumnya syarat akan ajaran dalam agama Islam didalamnya, hal ini
sesuai dengan prinsif adat mereka dalam istilah bahasa Gorontalo berbunyi “Adati
hula-hula’a to sara’a, sara’a hula-hula’a to kuru’ani” yang memiliki arti
adat bersendikan sara’, sara’ bersendikan kitabullah (Al-qur’an).
3.2 Saran
Dari
beberapa uraian diatas, penulis menyarankan :
(1). Bentuk kegiatan dalam rangka
menjaga kelestarian budaya Gorontalo harus terus ditingkatkan agar tetap
menjaga eksistensinya.
(2). Perlunya pengembangan
sektor-sektor kebudayaan Gorontalo dalam rangka penguatan identitas antar
anggota masyarakatnya.
(3) Untuk masyaraka Gorontalo
sendiri adalah penting untuk tetap memperaktikan budaya-budaya tradisional
mereka terutama dalam menghadapi perkembangan zaman yang berkembang semakin
pesat.