Asman.tindoo Review Bumi Manusia
13081107011
Novel Bumi Manusia (BM), bercerita tentang
masa penjajahan Belanda atas Indonesia. Minke, adalah seorang Jawa yang
beruntung bisa bersekolah bersama bangsa Belanda dan keturunannya. Dia adalah
anak seorang Bupati yang dianggap layak hidup berdampingan bersama orang
Belanda, dia mempunyai teman bernama Jean Marais, pelukis asal Prancis begitu
juga di kampus, Minke punya dosen yang menyayangi dia bernama Magda Peters.
Minke berprofesi sebagai penulis yang dihormati dalam media-media berbahasa
Belanda. Ia berkenalan dengan istri simpanan seorang Belanda yang bernama Nyai
Ontosoroh. Nyai Ontosoroh memiliki anak yang cantik bernama Annelies. Nyai
Ontosoroh bukanlah wanita yang biasa meskipun dia wanita yang tidak
berpendidikan formal, ia merupakan wanita yang berpikiran lebih luas dan
termasuk perempuan yang provokatif. Nyai Ontosoroh merupakan perempuan yang
membuat pandangan orang kepada perempuan berbeda, ia membuat antara laki-laki
dan perempuan tidak ada bedanya karena perempuan juga bisa melakukan apa yang
dilakukan oleh laki-laki. Meskipun begitu, ia dianggap rendah oleh bangsanya
sendiri karena telah menjadi budak nafsu seorang Belanda. Nyai Ontosoroh selaku
tokoh utama perempuan dalam novel Bumi Manusia mengalami ketidakadilan gender,
terutama setelah ia menjadi budak belian Tuan Herman Mellema yang menjadikannya
seorang Nyai. Sedangkan Annelies, Maiko, Siesie dan Min Hwa selaku tokoh
pendamping juga mengalami ketidakadilan gender. Annelies mengalaminya ketika ia
sebagai anak tetapi tidak mengecap bangku pendidikan, mengalami perkosaan dan
beban kerja ganda. Sedangkan Maiko, Sie-sie dan Min Hwa mengalaminya saat
mereka menjadi perempuan penghibur, mereka sering mengalami kekerasan saat
melayani pelanggan juga dari majikannya. Ketidakadilan gender itu terjadi dalam
berbagai bentuk seperti kekerasan baik fisik maupun spikis, serta beban kerja
ganda yang dialami oleh tokoh perempuan. Nyai ontosoroh juga mengalami
marginalisasi saat Tuan Herman Mellema meninggal, ia kehilangan atas
hak-haknya. Pengadilan memutuskan semua harta dikelola oleh anak syah Tuan
Herman Mellema yaitu Maurits Mellema. Hak asuh terhadap anaknya pun juga
diberikan kepada Maurits Mellema, Proses marginalisasi atau pemiskinan juga
dialami Annelies, hal tersebut terjadi saat Tuan Herman Mellema meninggal, ia
hanya menerima hak waris sedikit karena statusnya hanya sebagai anak akuan
bukan anak syah dari Tuan Herman Mellema yaitu Ir.Maurits Mellema, dan ibunya,
Mevrouw Amelia Mellema Hammers, anak dan janda mendiang Tuan Herman Mellema. Nyai
Ontosoroh juga mengalami subordinasi atau dianggap rendah posisinya oleh
Tuannya Herman Mellema sendiri saat ia menjadi seorang gundik, Tuan Herman
Mellema menganggapnya sebuah boneka Ia juga tidak menerima hak-haknya atas
harta dan hak asuh Annelies. Sedangkan Annelies mengalami marginalisasi
saat Pengadilan memutuskan hak atas ahli
warisnya yang tidak adil serta harus berhenti sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar