Rabu, 11 Mei 2016

makalah gorontalo

Asman Tindo’o
13081107011
                                                                        BAB. 1
                                                                PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
          Manusia adalah mahluk yang di ciptakan tuhan sebagai satu-satunya mahluk yang berbudaya, di mana kebudayaan memiliki pegertian sebagai seluruh system gagasan,tindakan,dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di jadikan manusia dalam proses belajar (Koentjaraningrat).
         Sebelum kedatangan bangsa-bangsa barat di kawasan nusantara ini, adat adalah satu-satunya system yang mengatur masyarakat dan pemerintahan, terutama di kerajaan-kerajan yang ada di Indonesia misalnya kerajaan melayu mulai dari aceh,riau,malaka,jawa,banjar, bugis,hingga ambon dan ternate. Agama islam pada umumnya terintragasi dengan adat-adat yang di pakai di kerajaan-kerajaan tersebut.

2.1 Rumusan Masalah
         Dari latar belakang kita dapat merumuskan keragaman budaya yang ada di Indonesia,dan yang terkhusus bu-daya gorontalo misalnya: Sistem Bahasa, Teknologi, Ekonomi, Organisasi, Pengetahuan, Religi, Dan Sistem Kesenian.


           





BAB. II
PEMBAHASAN
2.1  Letak Geografis  
       Provinsi Gorontalo adalah salah satu dari 32 Profinsi di Wilayah Repoblik Indonesia yang memanjang dari Timur ke Barat di Bagian Utara Pulau Sulawesi. Sebelah Utara Berbatasan dengan Laut Sulawesi,Sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara,Sebelah Barat, berbatasan langsung dengan Sulawesi Tengah,sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini. Provinsi temudah ini memiliki luas wilayah 12.215,44 km2 dan berada pada posisi Geografis antara 00030’04”-01002’30’ Lintang Utara dan 112008’04”-123032’09” Bujur Timur.
       Provinsi terbungsu ini mempunyai ketinggian dari permukaan laut antara 0-2.400 meter  dengan jumlah Pulau-Pulau kecil yang terindetifikasi sampai saat ini terbanyak 67 buah serta mempunyai 2 (dua) musim iklim pada umumnya,yakni musim penghujan dan musim kemarau. Biasa hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Maret,Mei dan Oktober dengan curah hujan rata-rata 207,7 mm dan suhu rata-rata 23-31c. sendangkan tekanan udaranya berkisar antara 11.21.5 MOB dengan kecepatan angin rata-rata 1,9 knot.
         Provinsi Gorontalo juga mempunyai garis pantai sepanjang  + 590 km dengan luas laut teritorial + 10.500 km2 dan luas perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) + 40.000 km2 yang ada di perairan sebelum Utara,sehingga total luas perairan laut + 50.500 km2 dengan tingkat kemiringan yang relative rendah antara 0-40.

2.2   Sejarah Gorontalo
Menurut sejarah, Jajirah Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makasar,Pare-Pare,dan Manado. Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur yaitu dari Ternate,Gorontalo,Bone. Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut),Buol,Toli-Toli,Luwuk Baggai,Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara.  
         Menurut penelitian,pada tahun 1024 H,kota Kerajaan ini di pindahkan dari Kelurahan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota barat Sekarng. Kemudian di masa Pemerintahan Sultan Batutihe kerajaan ini di pindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango,ke suatu lokasi yang terletak antara dua Kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B.
         Dengan letaknya yang strategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar  pada wilayah sekitarnya .seperti  Buol,Toli-Toli,Donggala,Dan Bolaang Mongondow. sebelum masa penjajahan masuk daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang di atur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo.

2.3 Sistem Bahasa
       Bahasa gorontalo terbagi atas tiga dialek,yaitu:  gorontalo,bolango,dan suwawa. Saat ini,dialek yang umum di pakai adalah dialek gorontalo.
         Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat di bagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Funsi  bahasa se-cara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi,berkomunikasi,dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial,sendangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno dan untuk mengeksploisasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.4    Sistem Teknologi
       Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, masyarakat gorontalo sudah mengenal beberepa macam peralatan teknologi dan bahkan tidak sedikit yang sudah mengunakannya.ada yang di gunakan dalam bertani,berkebun,mencari ikan (nelayan),berdagang,maupun dalam aktifitas sehari-hari.
         Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi,memakai,serta memelihara segalah peralatan dan perlengkapan. Masyarakat kecil yang berpidah-pindah atau masyarakat padesaan  yang menggantungkan hidupnya pada SDA sangat membutuhkan alat teknoogi yang memudahkan mereka untuk mengerjakan pekerjaan mereka. Begitu juga masyarakat kalangan atas.
2.5    Sistem Pendidikan Dan  Pengetahuan
        Kalau bercerita tentang pendidikan dan pengetahuan masyarakat Gorontalo rata-rata tamat SD,dan bagai mana  Kualitas sumberdaya manusia (SDM) di Provinsi gorontalo? Mengingat SDM adalah salah satu yang mentukan  tingkat pendidikan seseorang. Biasanya semakin tinggi tingkat pendidikan yang di ikuti,maka semakin berkualitas orang tersebut. karena itu untuk mengukur kualitas SDM ini lewat pendidikan.berdasarkan data  statistic hasil suspenas tahun 2005 ,menunjukan bahwa rata-rata tingkat pendidikan di Provinsi tersebut tamat SD.  SDM merupakan salah satu modal dasar di dalam membangun Provinsi Gorontalo. Mengapa demikian? Karena pada dasarnya potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah kalau tidak di kelolah oleh SDM,maka potensi SDA tersebut selamanya hanya akan menjadi potensi dan tidak akan menjadi SDA yang produktif. Mengingat pembangunan SDM merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan kemajuan dan kemandirian Provinsi Gorontalo,maka perlu di buat program yang terpadu,terncana,bertahap dan berkelanjutan yang ujung-ujungnya dalam jangka waktu tertentu akan dapat melahirkan sejumlah SDM yang berkualitas yang natinya akan menjadi penggerak dan pelopor pembangunan serta pengembangan Provinsi Gorontalo di masa yang akan datang.
2.6  Sistem Perekonomian
       Umumnya masyarakat gorontalo hidup bertani. Sebagian kecil bergerak di bidang perdagangan. Mereka terbilang ulet dalam hal ini. di bidang kerajinan,mereka memproduksi rotan,kursi batang kelapa,anyaman tikar,dan sebagainya.ada pula daerah yang menjadi obyek pariwisata,seperti danau limboto dan beberapa benteng dari masa penjajahan. Sebagai sarana penunjang pariwisata,telah di bangun sejumlah hotel dan motel di sepanjang jalan raya.
2.7   Sistem Oganisasi
       Sistem Organisai masyarakat gorontalo adalah perkumpulan social yang di bentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum,yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan Negara. Sebagai mahluk yang hidup bersama-sama,mereka membentuk organisasi social untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
         Pengaruh islam menjadi hukum tudak tertulis di Gorontalo sehingga mengatur segalah kehidupan  masyarakatnya dengan bersendikan islam. Untuk itu ada semboyan yang selalu di pegang oleh masyarakat Gorontalo yaitu, “Adati hula hula sareati-sareati hula hula to kitabullah” yang artinya adat Bersendikan Syara,Syara Bersendikan Kitabullah. Seperti adat pernikahan di Gorontalo yang sangat bernuansa islami. Prosesi pernikahan di laksanakan menurut upacara adat yang sesuai tahapan Lenggota Lo Nikah 
         Tahapan  pertama disebut Mopoloduwo Rahasia,yaitu di mana orang tua dari pria mendatangi kediaman orang tua dari sang wanita guna untuk mendapatkan restu pernikahan anak mereka.apabila keduanya menyetujui,maka di tentukan waktu untuk melangsungkan Tolobolango atau peminangan.
Tolobolango adalah peminangan secara resmi yang di hadiri oleh pemangku adat pembesar negri dan keluarga melalui juru bicara pihak keluarga pria (Lundthu Dulango Walato). Penyampaian maksud peminangan di sampaikan melalui pantun-pantun yang indah.
2.8    Sistem religi
       Masyarakat gorontalo mayoritas beragama islam,yang masuk pada abad ke-16. Namun mereka masih mempercayai mahluk-mahluk halus dalam bahasa gorontalo (mitolohuta) dan kekuatan gaib (hulobalangi). Sebagian beranggapan makam para orang sakti dahulu adalah keramat. Upacara tradisional terkait dengan keper-cayaan akan adanya mahluk-mahluk yang mendiami alam raya ini,meliputi  upacara untuk kesuburan tanah,me-nolak wabah penyakit,gerhana bulan,membuka hutan dan minta hujan. Alat-alat yang di pakai untuk perlengkapan upacara harus lengkap. Tiap alat tersebut harus menunjukan lubang religious. Bauh asap kemenyan yang di bakar yang merupakan makanan setan.
2.9    Sistem Kesenian
        Gorontalo sebagai salah satu yang ada di pulau Sulawesi memiliki aneka ragam kesenian daerah,baik tari,lagu,alat music tradisional,adat istiadat,upacara keagamaan,rumah adat dan pakaian adat.
        Tarian yang cukup terkenal di daerah ini antara lain: Tari Bunga,Tari Polopalo,Tari Danadana,Tari Zamrah,dan Tari langga.
        Sendangkan lagu-lagu daerah yang cukup terkenal oleh masyarakat gorontalo adalah Hulandalo Lipuu (gorontalo tempat kelahiranku), Ambikoko,Mayilendungga (telah tiba),Mokarawo (memuat kerrawang),Tobulalo Lo Limuto (di danau limboto),dan Binde Miluhuta.
        Kemudian alat musik tradisional yang di kenal di daerah gorontalo adalah Polopalo Bambu,dan Gambus (berasal dari arab)
2.10 Rumah Adat
        Gorontalo memiliki rumah adat tersendiri,yang di sebut Bandayo Pomboide dan Dulohupa. Rumah adat ini terletak di tepat di depan Kantor Bupati Gorontalo,Jalan Jendral Sudirman,Limboto. Dolohupa terletak di Kelurahan Limba U-2, Kecamatan Kota Selatan,Kota Gorontalo. Akan tetapi rumah adat Dolohupa yang satu ini tinggal kenangan karena sudah di ratakan dengan tanah. Rumah adat ini di gunakan untuk bermusyawara kerabat kerajaan pada masah lampau.
2.11  Makanan Khas Gorontalo                    
        Binte Biluhuta makanan khas Gorontalo. Provinsi Gorontalo Merupakan daerah penghasil jagung terbesar di Indonesia.jagung yang di hasilkan adalah jagung yang berkualitas tinggi. Sehingga jagung tersebut dapat menembus pasar dunia,seperti Malasyia,Singapura,dan Gambia Afrika Barat.
        Di Gorontalo selain sebagai komoditi ekspor,jagung yang rasanya manis tersebut di jadikan sebagai bahan makanan khas Gorontalo yang di kenal dengan Binte Biluhuta. Selain jagung, makanan ini juga mengunakan bahan utama lainya,seperti ikan tuna,cakalang,tenggiri,dan udang. Binte Biluhuta merupakan makanan sejenis makanan sup yang rasanya segar,gurih,sehingga sangat cocok di nikmati pada suasana dingin,terutama bagi mereka yang lagi flu dan lebih lezat ketika di sajikan selagi hangat.
         Binte Biluhuta termaksud makanan favorit masyarakat Gorontalo.kesempurnaan makanan Binte Biluhuta terletak pada keragaman rasanya,ada rasa manis,kecut,pahit,dan pedas. Cara penyajianya pun berbeda dengan sup-sup lainya. Pada saat masakan ini di sajikan,bumbu-bumbu yang membuat rasanya berbeda,seperti cabe rawit penyebab rasa pedas,daun papaya penyebab rasa pahit,dan jeruk nipis penyebab rasa kecut,di letakan pada wadah yang terpisah.
        Binte Biluhuta di masak dengan mengunakan bahan utama ikan,walaupun begitu tidak berbau atau amis karena bau amis tersebut akan tertutupi oleh rasa kecut,pahit atau pedas.                                                                                                                                                                       


                                                                           








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Khazanah  kebudaya Gorontalo amatlah beragam yang telah diuraikan diatas dalam tujuh unsur kebudayaan.  Bentuk pengetahuan tradisonal seperti Panggoba adalah salah satu bentuk kearifan lokal (Local Wisdom)  masyarakat Gorontalo yang banyak memiliki manfaat terutama untuk pengembangan  dibidang mata pencaharian mereka yakni sektor pertanian. Tradisi adat Gorontalo pada umumnya syarat akan ajaran dalam agama Islam didalamnya, hal ini sesuai dengan prinsif adat mereka dalam istilah bahasa Gorontalo berbunyi Adati hula-hula’a to sara’a, sara’a hula-hula’a to kuru’ani” yang memiliki arti adat bersendikan sara’, sara’ bersendikan kitabullah (Al-qur’an).
3.2 Saran
            Dari beberapa uraian diatas, penulis menyarankan :
(1). Bentuk kegiatan dalam rangka menjaga kelestarian budaya Gorontalo harus terus ditingkatkan agar tetap menjaga eksistensinya.
(2). Perlunya pengembangan sektor-sektor kebudayaan Gorontalo dalam rangka penguatan identitas antar anggota masyarakatnya.
(3) Untuk masyaraka Gorontalo sendiri adalah penting untuk tetap memperaktikan budaya-budaya tradisional mereka terutama dalam menghadapi perkembangan zaman yang berkembang semakin pesat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar